Maqam Mbah Kyai Sindujoyo.
Letak Desa Klangonan .Kebomas . Gresik. Jawa Timur .
SOSOK KYAI SINDUJOYO, SANTRI SUNAN PRAPEN
Nama asli dari SINDUJOYO adalah PANGASKARTA, putra dari KYAI KENING,
berasal dari dusun KLATING – LAMONGAN. Kehidupannya suka berkelana untuk
mencari dan menuntut ilmu agama. Atas doa restu bapak dan ibunya,
SINDUJOYO pergi ke Pondok Pesantren SUNAN PRAPEN di Giri Prapen Gresik.
Dalam menuntut ilmu, rupanya SINDUJOYO telah mendapat gemblengan
bermacam-macam ilmu diantaranya Ilmu Syari’at, ilmu Tarekat, ilmu
Ma’rifat dan ilmu lain-lainnya. Disamping itu SINDUJOYO berkenalan
dengan salah satu santri SUNAN PRAPEN bernama IMAM SUJONO, putra dari
KYAI KADIM dan dianggap seperti saudara sendiri.
Setelah keduanya
mendapat gemblengan ilmu yang cukup, mereka melanjutkan perjalanannya
untuk berkelana lagi, naik gunung turun gunung dan bertemu 2 orang asing
lagi. Yang satu bernama SALAM dan satunya bernama SALIM. Saking
akrabnya mereka berdua dianggap saudara sendiri (mereka menjadi 4
bersaudara). Setelah mereka berunding dan musyawarah 4 bersaudara tadi
terus berkelana mencari tempat yang tenang untuk bertapa dan bertirakat
untuk memohon kepada Allah SWT, tak terasa mereka berempat sudah 3 bulan
berada di gua SIGOLO-GOLO, Sragen – Jawa Tengah.
Datanglah 2
orang utusan dari SUNAN AMANGKURAT KERTASURA Jawa Tengah untuk minta
tolong dan berkenan mengikuti sayembara di BANYUMAS. Akhirnya mereka
berempat berhasil memenangkan sayembara dan sekaligus berhasil menangkap
TUMENGGUNG BANYUMAS yang terkenal congkak dan sombong. Setelah berhasil
4 bersaudara diberi hadiah berupa seekor KERBAU yang berkulit abu-abu
(KEBO BULE), disamping itu juga mendapat gelar SINDUJOYO dari SUNAN
AMANGKURAT KERTASURA. Selanjutnya 4 bersaudara pamit ingin pulang
kembali.
Suatu saat SINDUJOYO mencari ikan di laut (NYODO),
SINDUJOYO melihat rombongan prajurit NGAMPEL naik perahu, lalu ikut naik
dibelakang perahu (namanya CANTEK PERAHU). Dalam peperangan tadi
prajurit NGAMPEL mengalami kekalahan dan minta tolong pada SINDUJOYO.
Maka berangkatlah rombongan prajurit NGAMPEL dipimpin SINDUJOYO menuju
daerah Gumeno dan beristirahat di masjid Gumeno.
Tak lama
kemudian SINDUJOYO memukul beduk masjid Gumeno sebagai tanda ada
peperangan. Maka terjadilah peperangan dan SINDUJOYO berhadapan langsung
dengan KIDANG PALIH sebagai panglima prajurit Gumeno, dan SINDUJOYO
berhasil memenangkan peperangan dan sekaligus berhasil membunuh KIDANG
PALIH dan istrinya.
Atas kemenangan itu SINDUJOYO mendapat hadiah
seekor kerbau kecil kurus dan tak lama meninggal (mati). Akhirnya
SINDUJOYO masuk ke dalam tubuh kerbau dan terhanyut di laut, kemudian
tersangkut dan berhenti di Karang Pasung – KROMAN.
Dalam
kehidupannya sebagai nelayan suatu saat SINDUJOYO melihat seekor buaya
kecil terjepit dipohon, dengan hati yang tulus dan ikhlas dia menolong
dan memasukkan kembali ke dalam laut. Ternyata buaya kecil yang ditolong
SINDUJOYO itu adalah anak dari SI REMENG (Buaya milik KYAI SINDUPATI
DERMALING – Bangkalan Madura).
Dalam berkelana SINDUJOYO
berkenalan dengan SURO GARJITO PELANG, dan sepakat pergi dan bertemu
dengan PANGERAN NGAMPEL. Setelah bertemu SINDUJOYO mendapat hadiah dari
PANGERAN NGAMPEL berupa : Selembar kain Sabuk (Ikat Pinggang), Baju
Kebesaran, Pusaka Keris, Kuluk (Kopyah) merah dan disuruh untuk menetap
di Karang Pasung Kroman.
Suatu saat SINDUJOYO kedatangan tamu
SINDUPATI dengan diantar SI REMENG untuk menyampaikan terima kasih dan
meminta tolong, karena SINDUPATI akan mengikuti Sabung Ayam (adu ayam)
di Mengare. Kemudian SINDUJOYO member palu, dan berpesan jika sampai di
daratan Mengare gosoklah (eluslah) sebanyak 3 kali sambil berkokok maka
berubahlah palu itu menjadi seekor ayam. Maka terjadilah sabung ayam
antara si PALU milik SINDUPATI dengan ayam si GONGSO milik KYAI MENGARE
dengan taruhan. Akhirnya ayam si PALU menang dan ayam si GONGSO hancur
berkepingkeping menjadi gongso.
Kemudian SINDUPATI menceritakan
ayamnya adalah pemberian dari SINDUJOYO, karena tertarik akhirnya Kyai
MENGARE ingin bertemu dengan SINDUJOYO. Lantas SINDUJOYO menganggap
semua tamu yang dating ke rumahnya dianggap seperti saudara sendiri dan
berpesan sambil berdoa bersama semoga warga di sekitar Kroman kelak
dijadikan oleh Allah suka bershodaqoh sambil mengadakan selamatan nasi
tumpeng dengan ikan yang bermacam-macam (ada ayam panggang dan ikan-ikan
lainnya), juga sayur-sayuran, jajan pasar, ketan 4 macam (merah,
kuning, hitam dan putih) dan dilaksanakan satu tahun sekali. Juga berdoa
semoga semua nelayan diberikan rejeki ikan yang cukup serta berkat kuat
dan selamat dari Allah SWT.
Kepribadian sosok SINDUJOYO yang Nampak dan sangat menonjol antara lain :
• Hidupnya suka berkelana untuk mencari, menambah dan menuntut ilmu Agama Islam,
• Budinya sangat halus dan sabar,
• Tinggi andap asornya (tinggi sopan santunnya),
• Tidak suka mengumbar bicara (ngomong) dan dalam berbicara nadanya pelan dan halus,
• Suka menolong terutama dalam menghadapi bahaya dan kesombongan,
• Suka berdoa dan munajat kepada Allah SWT, baik untuk dirinya, keluarganya maupun untuk anak cucunya.
Sumber : Babad SINDUJOYO
Penulis Buku : Kyai TARUB
Penulis Gambar Buku: Kyai BUDER – Sukodono Gresik.
Ditulis Pada : Gajah = esti = 8, pepitu = 7, sapta = 7 tunggal = 1 maka
berarti menunjuk tahun jawa 1778 atau bertepatan dengan tanggal 21 Juli
1850 M
Sumber
Berisi Biografi, Kisah Perjalanan, dan Karomah Para Ulama Billah di muka bumi. Semoga bermanfaat dan menambah Iman Taqwa kita kepada Allah serta Rosullullah jg Para Penerus Perjuangan Nabi SAW.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
KISAH LELUHUR HABIB LUTHFI BIN YAHYA
KISAH PERJUANGAN LELUHUR HABIB LUTHFI BIN YAHYA (RADEN TUMENGGUNG SUMODININGRAT) MELAWAN PENJAJAH BELANDA Nama asli beliau adalah al-All...
-
SYAIKH ALI BASALAMAH . SEBUAH RUANG VIP RS KUSTATI SEMARANG, MALAM AHAD, 31 MARET 1979, BERBAU HARUM, BAK AROMA DARI RANGKAIAN KEMBANG....
-
KISAH PERJUANGAN LELUHUR HABIB LUTHFI BIN YAHYA (RADEN TUMENGGUNG SUMODININGRAT) MELAWAN PENJAJAH BELANDA Nama asli beliau adalah al-All...
-
Maqam Al Habib Umar bin Muhammad bin Hasan bin Hud Al Atthas Letak Jln. Raya Condet Cililitan.Jakarta Timur. Al habib Umar Bin H...
No comments:
Post a Comment