Terjangkit Penyakit Menahun, Diobati dengan Tiga Korma
Ra Lilur ternyata tak hanya piawai mendeteksi masa depan. Ia juga ahli
mengobati orang sakit. Tak aneh jika banyak tamu yang minta tolong untuk
mengobati penyakitnya. Bahkan semenjak hijrah ke sebuah desa di
kecamatan Galis Bangkalan, tamu yang hadir meminta barokah semakin
bejibun saja. Uniknya, yang datang tidak hanya dari kalangan santri dan
masyarakat biasa, namun juga kiai pengasuh pesantren yang punya masalah.
Salah satunya, seorang kiai asal Surabaya. Kiai ini sudah puluhan tahun
mengidap penyakit aneh. Awalnya dikira terkena serangan syaraf. Menurut
analisis dokter spesialis syaraf terkenal yang praktik di Jl.
Diponegoro Surabaya, kiai ini, syaraf rahangnya terganggu, sehingga
sulit mengatupkan lidahnya. Kalau berbicara harus dipegang. Pendek kata
penderitaan itu sudah lama.
Sebelum memeriksakan ke dokter neurolog
tersebut, kiai ini melanglang buana berkonsultasi dengan berbagai ahli,
baik ahli medis, maupun paranormal. Tapi hasilnya nol besar. Bahkan
pernah juga berkonsultasi ke KH. Ghofur, pengasuh ponpes Sunan Drajat
Paciran Lamongan.
Juga gagal. Salah seorang santrinya, pernah
menyarankan agar berobat ke suatu daerah di Jabar. Tapi setelah
dijalankan, perkembangannya hanya sesaat. Usai berobat, hanya sepekan
kondisinya sehat, setelah itu kambuh lagi.
Karena penyakit yang
menahun inilah, kemudian timbul syak swasangka, jangan-jangan penyakit
aneh ini, bukan penyakit lahir, karena tak terdeteksi secara medis,
tetapi penyakit kiriman, alias terkena sihir atau sejenisnya.
Namun
kiai ini terus berikhtiar sembari tetap pasrah. Di tengah-tengah
kepasrahan itulah, tiba-tiba timbul wisik-wisik dari seorang tamu yang
agak aneh. Tamu itu menyarankan, agar meminta barokah ke Ra Lilur.
Tanpa pikir panjang, maka berangkatlah rombongan kiai itu ke tempat
pedepokan Ra Lilur di sebuah desa Banjar kecamatan Galis Kabupaten
Bangkalan. Biasanya orang yang tak pernah sowan ke Ra Lilur, sulit
langsung ditemui. Tapi khusus yang satu ini, Ra Lilur langsung
menyanggongnya. "Lenggi-lenggi pada parlo napa (mari silakan duduk, ada
maksud apa ke sini)," sapanya.
Kiai ini langsung mengutarakan niatnya. Ia juga menceritakan perjalanannya berobat ke mana-mana, namun hasilnya nihil.
Mendengar keluhan itu, Ra Lilur langsung memberi tiga buah korma dari
dalam rumahnya. "Da'ar pa tada' (silakan makan dihabiskan)," kata Ra
Lilur.
Saat dialog itu tak begitu cair. Maklum Ra Lilur memang
sering memperlihatkan suasana yang sulit ditebak. Kadang-kadang tertawa,
tapi kadang-kadang tak banyak bicara.
Mungkin saat itu, Ra Lilur paham, betapa menderitanya kiai ini lantaran merasakan sakit menahun.
Usai menyuguhkan tiga korma, Ra Lilur memberi wejangan, agar kiai tadi,
berobat ke seorang dokter kiai di sebuah kawasan sekitar Pasar Turi
Surabaya. Kenapa disebut dokter kiai, karena dokter itu, selain memberi
obat, juga memberi bacaan-bacaan.
Hasilnya? Alhamdulillah, penyakit menahun kiai sederhana itu akhirnya berangsur-angsur sembuh.
Berisi Biografi, Kisah Perjalanan, dan Karomah Para Ulama Billah di muka bumi. Semoga bermanfaat dan menambah Iman Taqwa kita kepada Allah serta Rosullullah jg Para Penerus Perjuangan Nabi SAW.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
KISAH LELUHUR HABIB LUTHFI BIN YAHYA
KISAH PERJUANGAN LELUHUR HABIB LUTHFI BIN YAHYA (RADEN TUMENGGUNG SUMODININGRAT) MELAWAN PENJAJAH BELANDA Nama asli beliau adalah al-All...
-
SYAIKH ALI BASALAMAH . SEBUAH RUANG VIP RS KUSTATI SEMARANG, MALAM AHAD, 31 MARET 1979, BERBAU HARUM, BAK AROMA DARI RANGKAIAN KEMBANG....
-
KISAH PERJUANGAN LELUHUR HABIB LUTHFI BIN YAHYA (RADEN TUMENGGUNG SUMODININGRAT) MELAWAN PENJAJAH BELANDA Nama asli beliau adalah al-All...
-
Maqam Al Habib Umar bin Muhammad bin Hasan bin Hud Al Atthas Letak Jln. Raya Condet Cililitan.Jakarta Timur. Al habib Umar Bin H...
No comments:
Post a Comment